Selasa, 20 Desember 2011

...persiapan pelayanan Natal di Negeri Antah Berantah...


Tadi malam dapat kunjungan dari Seksi Kerasulan senat STF-SP, Fr. Toby Farneubun MSC.
Fr. Toby: Nicky, ko su siap pi tugas Natal to?
Nicky: Oh iyo, beta tugas di mana?
Fr. Toby: Ko tugas di  Melong, lusa berangkat...
Nicky: What? di mana itu? Sangir atau Talaud?
Fr. Toby: Zg tahu ley, pokoknya S3 lah...
Nicky: Apa itu?
Fr. Toby: Sekitar-sekitar situlah... he3

Ada dua perasaan dominan yang berkecamuk di beta pu hati mendengar kabar itu. Pertama, senang karena ini daerah baru yang belum pernah beta kunjungi. pasti agak menantang. Kedua, khawatir dan sedikit elisah kalau-kalau  signal tidak menjangkau tempat tugas nanti. Selain itu, pakaian kotor menumpuk dan kamar belum dibereskan...wkwkwkwkwk
Kalau kamar n pakaian kotor masih bisa dibereskan besok. Tapi signal dank? Gawat.
Informasi penting ini segera beta sampaikan buat kekasih hati tersayang yang ada nun jauh di sana, di Tual, Maluku Tenggara. Maklum, long distance relationship. Alhamdulilah, dia mengikhlaskan beta untuk menjalankan tugas mulia ini (ceile...).

Ada signal? Pertanyaan ini terasa begitu penting ketika seseorang mendapatkan tugas perutusan. Signal menjadi bagian integral dari kehidupan. Bahkan telah menjadi kebutuhan paling primer dalam kehidupan masyarakat modern. Lebih parah lagi ada seorang sahabat yang telah merasa bahwa signal adalah salah satu anggota tubuhnya. Ckckcckckck. Menurut teori-teori yang beta dapat sewaktu mengikuti pembinaan kurang lebih 5 tahun sebagai frater Misionaris Hati Kudus Yeus (MSC) dulu (pamer nie yee...), inilah yang disebut kelekatan. Kelekatan dengan berbagai hal sering membuat beta menjadi susah untuk hening sejenak dan merefleksikan kehidupan. Signal adalah salah satu kosakata kecil dalam Kamus Besar Teknologi yang akhir-akhir ini membuat beta terlalu melekat. Aneh. Padahal, menurut Pastor Salettia yang sudah sering melanglang buana di negara-negara maju, para pencipta dan pengekspor teknologi di sana berlomba-lomba untuk mencari keheningan dan ketentraman batin. Sedangkan beta, dan mungkin banyak penduduk di negara tercinta Indonesia ini (yang terlibat angkat tangan..he3), yang cuma sering mengimpor teknologi justeru menjadi susah untuk menenangkan diri. Yah, mudah-mudahan ini bisa menjadi langkah awal untuk berefleksi dan membaharui diri khususnya menjelang hari Natal Kristus ini.

"Ka' Nicky, ka' Nicky pe pakaian yang ada rendam ini k?"
Suara Santi, ade sekontrakan, dari balik jendela kamar menyadarkan beta bahwa beta belum selesai membereskan PR. Wah, belum apa-apa sudah terikat lagi dengan teknologi. he3. Maklum, manusia. Alasan klasik untuk membenarkan diri  yang sering digunakan makhluk berakal budi dan paling mulia di dunia ini. Cucian, I'm cooming!

Selamat mempersiapkan diri menyambut Natal Kristus bagi basudara semua yang merayakannya...