Minggu, 05 Mei 2013

Ngalor-Ngidul Tentang Mantan: Sebuah Tinjauan Konseling

Ngomongin tentang mantan itu emang nggak pernah ada ujungnya. Tapi tentu saja hal ini cuma berlaku bagi mereka yang punya mantan. Kalo yang blum punya, belajar deh dari yang udah punya, supaya ntar kalo udah punya mantan nggak canggung lagi. Apasih..
Entah berawal dari mana, tiba-tiba ajha gue kali ini kepingin bercerita tentang mantan. Mungkin baru nyadar kali kalo mantan itu sesuatu. Dan seperti cerita gue pada umunya, gue nggak ngomongin tentang mantan tertentu, tapi kelakuan mantan pada umumnya dan dampaknya pada kehidupan kita. Dan terutama bagaimana kita harus menyikapi dampak tersebut. *mulai sok serius*

Tapi ngomong-ngomong, udah pada tahu kan definisi mantan? Mantan adalah sesuatu yang pernah terjadi dan kini tinggal masa lalu. Kira-kira gitu deh. Pokoknya ngomongin tentang mantan berarti ngomongin tentang masa lalu, tentang sejarah gitu. Makanya ngomongin mantan itu penting lo demi perbaikan hidup di masa kini dan masa yang akan datang. Cie.. Tapi beneran lho. Misalnya, ketika kita terluka karena dikhianati pacar yang udah jadi mantan. Yang namanya luka ya perlu disembuhkan dulu. Jangan harap hidupmu akan jadi lebih baik selama kau belum mampu menyembuhkan luka itu. Luka fisik mah gampang atuh obatnya, tapi gimana dengan luka batin? Gue kasih tahu ya, kalo mau sembuh loe mesti terima dulu kenyataan bahwa loe dikhianati atau dilukai. Dan kita hanya bisa menerima kenyataan itu kalo kita menikmati rasa sakit yang datang menyerang. Iya, menikmati, bukan dihindari. Kalo harus nangis ya nangis. Nggak apa-apa koq. Dalam kasus ini nangis itu sehat. Kalo udah gitu, loe pasti lebih bisa objektif menilai permasalahan yang kamu alami ini. Ngaak usah dendam, karena dendam itu penyakit dan itu tak baik untuk kesehatan kepribadian. Justru kamu harus mengampuni. Iya, mengampuni. Mengampuni tak berarti menerima dia kembali atau ajak si dia reunian gitu. Plis deh!! Mengampuni terutama berarti kamu ikhlas dan berterima kasih pada Tuhan karena pernah diberikan pengalaman kayak gitu. Toch, pasti selain pengalaman disakiti banyak juga kenangan indah yang kalian pernah alami bersama. Menghidupkan kenangan yang positif bisa juga membantu dalam memampukanmu untuk mengampuni sang mantan tersebut. Dan yang pasti semua pengalaman bersama mantan tersebut, entah suka maupun duka, semakin membuatmu menjadi pribadi yang kuat, tegar cetar membahana badai. Ciyusss...

Lagian, seringkali kita sulit move-on-in sang mantan karena kita kurang objektif dalam menilai. Seakan-akan dia adalah satu-satunya cahanya dalam hidup. Ceilee. Helou, buka mata, dan buka hatimu bahwa masih banyak cahaya lain yang ada di sekitarmu. Cahaya itu akan tersingkap semakin banyak ketika kamu udah mulai sembuh dari luka yang ditinggalkan mantanmu. Itu proses yang sehat. Jadi jangan maksain buat temukan cahaya lain terlalu cepat. Bisa-bisa malah hanya pelarian jadinya. Sembuhkan dirimu terlebih dahulu maka cahaya itu akan tersingkap perlahan-lahan bagimu. Nggak usah nanya: "cahaya apakah yang dimaksud?". Itu ya calon mantan, eh. Calon teman dekat maksudnya.

Yang pasti ya, semua proses itu butuh waktu. Ada yang lama, ada yang cepat, tergantung dalamnya luka. Makanya nikmati prosesnya sambil tetap mengontrol progressnya. Jadi nggak penting mantanku atau mantanmu, tapi gimana kita bisa sembuh dari benda bernama mantan tersebut. Udah dulu blablanya.. Gue udah ngantuk sangat. Ntar kalo ada kekurangan gue edit lagi deh. Tema mantan itu luas sangat dan mudah-mudahan nanti gue masih bisa ngomong ngalor-ngidul tentang mantan dari perspektif lain lagi. Good luck buat yang lagi on the way move-on. Insya Allah ada jalan.